Desa swadaya
Desa swadaya adalah tipe desa yang memiliki ciri: penduduk jarang, masih terikat oleh kebiasaan-kebiasaan adat, hanya mempunyai lembaga-lembaga yang masih sederhana, tingkat pendidikan masyarakat rendah, produktivitas tanah rendah, kegiatan penduduk dipengaruhi keadaan alam, daerahnya berupa pegunungan atau perbukitan, lokasinya terpencil, hasil produksinya rendah, sebagian besar penduduk hidup bertani, dan kegiatan ekonomi masyarakat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan sehari-hari. Hampir sama dengan tipe desa tradisional, karena masyarakatnya cenderung tertutup, maka sistem perhubungan dan pengangkutan kurang berkembang.
(Buku ini membahas tuntas tentang proposal penelitian ilmu sosial: Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Edisi 2), Mohamad Idrus,
Erlangga 2010)#iklan)
(Buku ini membahas tuntas tentang proposal penelitian ilmu sosial: Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Edisi 2), Mohamad Idrus,
Erlangga 2010)#iklan)
c.Desa swakarya
Desa swakarya adalah desa yang tingkat perkembangannya sudah lebih maju, dengan ciri-ciri sebagai berikut.
1)Adat-istiadat masyarakatnya sedang mengalami prubahan (transisi).
2)Pengaruh dari luar mulai masuk ke dalam masyarakat desa dan mengakibatkan perubahan cara berpikir.
3)Mata pencarian penduduknya mulai beraneka ragam, tidak hanya pada sektor agraris.
4)Lapangan kerja bertambah dan produktivitas meningkat diimbangi dengan makin bertambahnya prasarana desa.
5)Swadaya masyarakat dengan cara gotong royong telah efektif. Mulai tumbuh kesadaran serta tanggung jawab masyarakat untuk membangun desanya.
6)Roda pemerintahan desa mulai berkembang baik dalam tugas maupun fungsinya.
7)Masyarakat desa telah mampu meningkatkan kehidupannya dengan hasil kerjanya sendiri.
8)Bantuan pemerintah hanya bersifat sebagai stimulasi saja.
d.Desa swasembada.
Desa swasembada adalah desa yang telah maju dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1)Kebanyakan desa swasembada berlokasi di sekitar ibukota kecamatan, di sekitar ibukota kabupaten, dan di sekitar ibukota provinsi, yang tidak termasuk ke dalam wilayah kelurahan.
2)Semua keerluan hidup pokok swasembada dapat disediakan oleh desa tersebut.
3)Alat-alat teknis yang digunakan penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sudah lebih modern dibandingkan dengan alat-alat yang digunakan penduduk desa tradisional, swadaya, dan swakarya.
4)Ikatan adat dan kebiasaan-kebiasaan adat yang berkaitan dengan perekonomian sudah tidak berpengaruh lagi pada kehidupan masyarakatnya. Lembaga-lembaga ekonomi dianggap lebih modern dan lebih berpengaruh.
5)Lembaga-lembaga sosial, ekonomi, dan kebudayaan yang ada sudah dapat menjaga kelangsungan hidup penduduknya.
6)Mata pencaharian penduduknya sudah beraneka ragam, sebagian besar penduduknya bergerak di bidang perdagangan saja.
7)Tingkat pendidikan dan keterampilan penduduk telah tinggi sehingga cara berpikirnya telah maju (rasional).
8)Masyarakatnya sudah mulai lepas dari adat dan tradisi.
9)Kondisi perhubungan, produksi, pemasaran, dan kegiatan sosial sudah baik.
10)Hubungan dengan kota-kota di sekitarnya berjalan lancar.
11)Tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan penduduk desa swasembada tinggi.
Pada desa swasembada, sistem perhubungan dan pengangkutan tersedia dengan baik. Masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitasnya karena berbagai sarana dan prasarana sudah tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar